1. Meluruskan Pandangan terhadap Harta
Harta adalah amanah, bukan milik mutlak. Kita hanya pengelola titipan Allah.
Harta adalah ujian, bukan kemuliaan. Kaya atau miskin bukan tolok ukur nilai diri.
Harta bisa jadi surga atau neraka — tergantung cara diperoleh dan dibelanjakan.
Thayyib mindset: Rezeki harus halal, bersih, dan digunakan dengan cara yang baik.
Keseimbangan: Tidak boros, tidak kikir, dan menunaikan hak Allah serta sesama.
“Harta terbaik adalah yang membawa kita lebih dekat kepada Allah, bukan yang menjauhkan.”
2. Bekerja Sebagai Ibadah
Kerja adalah bentuk ketaatan. Mencari nafkah termasuk perintah Allah (QS. Al-Mulk: 15).
Niat membedakan duniawi dan ukhrawi. Dengan niat karena Allah, pekerjaan jadi ibadah.
Bekerja dengan ruh ihsan — mengubah “mencari uang” menjadi “menjalankan amanah”.
Profesional Muslim bukan hanya produktif, tapi juga berorientasi pada ridha Allah.
3. Berbisnis Berdasarkan Ilmu Syar’i
Ilmu sebelum amal. Bisnis tanpa ilmu syariah mudah terjerumus dalam riba dan gharar.
Kenali hukum setiap transaksi — akad, kontrak, dan etika bisnis harus sesuai syariat.
Ikuti ulama dan ahli muamalah. Jangan berfatwa dengan perasaan atau kebiasaan pasar.
Pengusaha Muslim wajib memahami fiqh muamalah agar bisnisnya halal dan berkah.
4. Bertawakkal dan Meyakini Takdir
Ikhtiar maksimal, hati berserah. Hasil usaha adalah hak Allah, bukan semata kemampuan.
Tidak malas dengan dalih takdir. Keyakinan pada qadar menumbuhkan ketenangan, bukan pasrah.
Doa adalah kekuatan spiritual bisnis.
“Bekerja keras seperti akan hidup selamanya, bertawakkal seperti akan mati besok.”
5. Mengejar Keberkahan, Bukan Sekadar Keuntungan
Keberkahan berarti kebaikan yang tetap dan bertambah.
Fokus bukan pada nominal profit, tapi pada nilai manfaat dan ridha Allah.
Tanda harta yang berkah: menenangkan hati, bermanfaat bagi orang lain, dan tidak menjauhkan dari ibadah.
“Keberkahan menjadikan sedikit terasa cukup, dan cukup terasa berlimpah.”
6. Profesional dan Menjunjung Tinggi Integritas
Profesionalitas = Cakap dan amanah.
- Al-Qawiy: kompeten, efektif, produktif.
- Al-Amin: jujur, bertanggung jawab, dan konsisten.
Etos kerja Islam: Disiplin, tepat waktu, berkualitas, terbuka pada evaluasi.
Integritas: Tidak menipu, tidak manipulatif, dan setia pada janji.
“Allah mencintai jika seseorang melakukan pekerjaan, ia melakukannya dengan sempurna.”
7. Bersikap Nashihah terhadap Sesama
Nashihah berarti ketulusan untuk menginginkan kebaikan bagi orang lain.
Dalam bisnis: jujur pada pelanggan, adil pada rekan, dan tidak menjatuhkan kompetitor.
Mudah dalam muamalah: fleksibel tanpa merugikan.
“Tidak sempurna iman seseorang sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.”
