Dalam lanskap bisnis modern yang semakin kompetitif, kalangan profesional dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan strategi pemasaran yang tidak hanya efektif dalam penjualan, tetapi juga berkelanjutan dan etis. File presentasi berjudul “Marketing – Pesan Memikat, Sarat Manfaat” dari Moslem Entrepreneur Institute (KPMI Solo) menawarkan kerangka kerja holistik yang menggabungkan prinsip profesionalisme bisnis dengan etika yang mendalam.
Inti dari pandangan ini menempatkan pemasaran bukan sekadar alat untuk “menjual kepada konsumen”, melainkan sebagai sebuah proses untuk mengantarkan manfaat kepada orang lain. Keuntungan, dalam kerangka ini, hanyalah buah dari kebermanfaatan yang tulus diberikan. Orientasi pada manfaat ini sejalan dengan konsep itqan (profesional/tepat/sempurna) dalam bekerja, yang merupakan landasan bagi setiap profesional yang ingin membangun bisnis jangka panjang.
6 Tahapan Sistematis Menuju Promotor Alami
Strategi pemasaran yang sukses memerlukan langkah yang terukur. Materi ini menyajikan kerangka Customer Funneling Journey yang terdiri dari enam tahapan yang saling terhubung, mengubah orang asing (Audience) menjadi Promotor alami bagi brand Anda.
-
Targeting: Mengubah Audience Menjadi Traffic
Tahap awal adalah membidik calon konsumen potensial. Targeting adalah proses mengubah Audience (orang asing) menjadi Traffic (orang yang memiliki kemungkinan membutuhkan produk Anda). Untuk efektivitas, metode utama yang disarankan adalah membuat Buyer Persona—tokoh fiktif yang membantu tim memahami kebiasaan dan kebutuhan pasar secara mendalam.
-
Marketing: Mengubah Traffic Menjadi Leads
Marketing adalah proses menciptakan peluang agar produk diminati, mengubah Traffic menjadi Leads (orang yang tertarik membeli). Pelaksanaannya harus efektif dan efisien. Kerangka AIDA (Attention → Interest → Desire → Action) menjadi panduan penting dalam memastikan pesan pemasaran memikat perhatian, menumbuhkan minat, menguatkan keinginan, hingga memicu tindakan pembelian.
-
Selling: Mengubah Leads Menjadi Konsumen
Selling adalah seni meyakinkan Leads untuk melakukan pembelian dan menjadi Konsumen. Untuk mencapai efisiensi, pendekatan yang disarankan adalah menggunakan framework SPIN (Situation, Problem, Implication, Need-Payoff). Dengan SPIN, tugas penjualan bergeser dari sekadar “menjual” menjadi membantu konsumen menyelesaikan masalah mereka.
-
CRM: Mengubah Konsumen Menjadi Pelanggan
Customer Relationship Management (CRM) adalah proses krusial untuk mempertahankan pelanggan. Tujuannya bukan hanya reminder penjualan, tetapi juga untuk mendapatkan feedback akurat yang menjadi bahan bakar bagi inovasi produk yang terarah dan terukur. Mindset utama dalam CRM adalah memastikan perusahaan menepati janji yang disampaikan saat pemasaran, yang merupakan kunci membangun kepercayaan jangka panjang.
-
Upselling: Mengubah Pelanggan Menjadi Pelanggan Royal
Upselling adalah strategi mendorong pelanggan untuk membeli produk versi premium, yang lebih mahal, atau dalam kuantitas lebih banyak. Tahap ini menjadi validasi bahwa pelanggan sudah puas dengan layanan atau produk Anda. Prinsipnya harus berorientasi manfaat—yaitu meniatkan untuk memberikan manfaat lebih dan menciptakan solusi win-win, bukan memeras pelanggan.
-
Branding: Mengubah Pelanggan Royal Menjadi Promotor
Branding diletakkan di tahap akhir karena ia adalah proses holistik yang menyentuh semua pengalaman pelanggan dan masyarakat luas saat berinteraksi dengan brand. Branding yang kuat akan melahirkan Promotor alami, menciptakan diferensiasi, dan memperkuat value jangka panjang di saat biaya akuisisi konsumen makin mahal.
Menjaga Integritas Profesional: Pemasaran yang Bertanggung Jawab
Bagi kalangan profesional, integritas adalah modal tak ternilai. Kerangka ini secara eksplisit menggarisbawahi pentingnya etika dalam setiap tahapan, menjadikannya keunggulan kompetitif.
- Kejujuran dan Amanah: Menjadi prinsip utama dalam marketing dan selling.
- Akad yang Jelas: Memastikan semua perjanjian bisnis (seperti Dropship, Reseller, Affiliate) serta transaksi jual beli (Selling) memiliki akad yang transparan.
- Menghindari Penipuan (Ghabn dan Gharar): Dilarang keras menggunakan praktik menyesatkan seperti Overclaim/Over Promise, Promosi Palsu, Black Campaign, Fake Review, atau Fake Order. Dalam Upselling, manfaat harus jelas (tidak boleh gharar/ghabn), dan tidak mendorong perilaku boros (israf).
Pada akhirnya, pemasaran yang paling memikat adalah yang sarat manfaat. Dengan menerapkan kerangka kerja sistematis ini—dari Targeting hingga Branding—dan menjunjung tinggi etika kejujuran dan amanah, para profesional dapat membangun bisnis yang tidak hanya meraih keuntungan, tetapi juga menciptakan nilai tulus dan kepercayaan jangka panjang di mata pasar.
